Rabu, 20 Maret 2013

PROSES DESAIN STRUKTUR BANGUNAN


Proses desain struktur bangunan dalam sebuah proyek terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

1.    Kriteria Desain
Pada tahap dijelaskan beberapa hal, meliputi :
a.    Gambaran dan fungsi umum bangunan
Gambaran umum dan fungsi dari bangunan berupa dimensi panjang dan lebar bangunan, jumlah lantai yang akan dibangun dan fungsi dari bangunan itu sendiri misalnya sebagai bangunan rumah tinggal, bangunan umum seperti rumah sakit, konstruksi pelabuhan, gedung perkantoran, sekolah dan jenis bangunan lainnya. Perbedaan fungsi bangunan ini tentu akan membedakan dari segi pembebanan, sistem struktur, dan standar yang harus dipenuhi oleh setiap jenisnya.
b.    Pembebanan dan Material
Di sini dijelaskan pembebanan apa saja yang bekerja pada bangunan serta material yang akan digunakan misalnya beton, baja atau kayu.
c.    Batasan respon struktur
Struktur yang akan dibangun ditentukan batasannya menurut SNI yang ada meliputi batasan deformasi atau lendutan maksimum yang mampu ditahan. Dengan kata lain pada batasan respon struktur ini ditentukan sampai sejauh mana struktur dapat menahan beban yang bekerja padanya.

2.    Sistem Struktur
Setelah ditentukan jenis bangunan yang akan dibangun, tahapan selanjutnya yaitu menentukan sistem struktur bangunan dengan terlebih dahulu membuat lay out struktur dimana akan terlihat letak kolom, balok dan sistem yang digunakan. Berikut adalah beberapa contoh sistem struktur yang sering digunakan yaitu :
a.    Struktur rangka
Struktur kerangka atau skeleton terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok.
b.    Portal
Sistem rangka kaku ini memiliki kekakuan yang tinggi sehingga cocok untuk menahan beban lateral.
c.    Shear wall
Shear wall atau dinding geser biasanya digunakan bpada bangunan tinggi lebih dari 8 lantai. Dinding geser atau shear wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi.

3. Preliminary Design (Desain awal)
Setelah ditentukan sistem struktur yang akan digunakan, dilakukan preliminary design atau desain awal dimana pada tahap ini ditentukan dimensi dari balok, kolom, profil baja dan tebal pelat yang digunakan. Penetapannya didasarkan pada perhitingan sementara dari total beban yang bekerja diatasnya.

4. Analisa Pembebanan
Pada tahap ini dilakukan analisa beban apa saja yang bekerja pada bangunan.
Ada 2 jenis pembebanan pada bangunan yaitu beban gravitasi dan beban horizontal.
Beban gravitasi meliputi :
a.         Beban mati, berasal dari berat sendiri komponen struktur
b.        Beban hidup, berasal dari beban orang dan pekerja
c.         Beban hujan
Beban horisontal meliputi :
a.         Beban angin
b.        Beban gempa

5. Modelisasi Struktur
Pada tahap ini bangunan dimodelkan pada program baik itu SAP atau Etabs. Kemudian dilakukan modelisasi beban yang bekerja baik itu beban vertikal maupun horizontal seperti yang telah dijelaskan pada tahap sebelumnya.

6. Pengecekan Parameter Struktur
Setelah bangunan dimodelisasikan pada program dan hasil reaksi akibat pembebanan dihasilkan, dilakukan pengecekan parameter struktur untuk melihat dan mengidentifikasi apakah setiap elemen struktur mampu menahan beban dengan baik dan tidak terjadi kegagalan padanya. Cek parameter ini terdiri dari cek kinerja layan, cek kinerja ultimate dan cek gaya geser dasar dinamik.

Apabila, ada elmen struktur yang gagal atau tidak memenuhi unsur diatas, maka akan dilakukan redesign dari tahap 2 pada penulisan ini sampai struktur memenuhi parameter diatas.


7. Desain Struktur
Setelah bangunan dimodelkan dan dianalisis hasil serta dilakukan pengecekan parameter struktur dan hasilnya memenuhi, selanjutnya dilakukan desain penulangan dan desain sambungan.


Minggu, 03 Maret 2013

PROSES PENYUSUNAN PROPOSAL TEKNIS DAN TANGGAPAN TERHADAP TOR


Proposal Teknis dan tanggapan terhadap TOR merupakan langkah awal bagi seorang konsultan dalam memulai kerja dalam sebuah proyek. Pada tahap awal, konsultan akan membuat proposal teknis dan tanggapan terhadap TOR dari TOR atau kerangka acuan kerja (KAK) yang diberikan oleh owner. Kualitas dari proposal teknis dan tanggapan terhadap TOR menjadi tolak ukur awal bagi pemilik (owner) untuk menentukan apakah konsultan tersebut dapat dipercaya dan layak menjalankan proyek tersebut atau tidak. Sehingga tahapan ini sangatlah penting bagi seorang atau perusahaan konsultan.
Proposal teknis dan tanggapan terhadap TOR berisikan pemahaman konsultan dalam mengenal pekerjaan dalam proyek tersebut dan juga berisikan saran, metodelogi, program dan sistem kerja yang akan menjadi usulan dari konsultan dalam menyelesaikan suatu proyek dengan tujuan dan dalam kurun waktu tertentu. Dari proposal teknis ini, pemilik (owner) akan menilai seberapa jauh konsultan mengenal bidang proyek tersebut dan saran serta program kerja yang diusulkan oleh konsultan feasible atau tidak untuk dijalankan berdasarkan waktu pelaksanaan serta dana konstruksi dilihat dari sistem kerja yang dibawa dan komponen yang terkandung didalamnya termasuk sumber daya alam dan sumber daya manusia yang digunakan.
Adapun bab yang terdapat dalam penyusunan proposal teknis dan tanggapan terhadap TOR adalah sebagai berikut :
1.        BAB I Pemahaman terhadap TOR (KAK)
Pada bab ini konsulkan akan menjabarkan apa yang telah mereka mengerti atau paham dari TOR yang telah diberikan oleh owner. Subbabnya terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan dan perencanaan, keluaran hasil dan sistem pelaporan serta kegiatan perencanaan. Pada tahap ini konsultan memahami apa yang diinginkan dan diharapkan oleh owner mulai dari jenis proyek, tujuan adanya proyek, ruang lingkup pekerjaan proyek yang dihasilkan dan juga tahapan penyusunan detail engineering design (DED) sampai menghasilkan detail pekerjaan.

2.        BAB II Tanggapan dan Saran terhadap TOR
Setelah konsultan memahami TOR yang telah diberikan oleh owner, tahap selanjutnya konsultan memberikan tanggapan dan sarannya dari TOR yang ada. Dimulai dari latar belakang, telah sesuai atau belum dengan tujuan dibuatnya proyek tersebut dan sasaran dari hasil proyek. Lalu lingkup pekerjaan proyek dengan batas waktu yang diberikan oleh owner disanggupi sepenuhnya atau tidak oleh konsultan. Bila tidak, lingkup pekerjaan apa saja yang dimungkinkan untuk dikerjakan tentunya disertai dengan alasan yang jelas. Kemudian data apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penyusunan DED ynag belum tercantum dalam TOR.
Selain itu terdapat juga saran yang dapat diberikan oleh konsultan mengenai segala hal yang dinilai perlu dilaksanakan, ditambahkan atau dikurangkan  untuk menunjang pelaksanaan dan tujuan proyek yang dihasilkan.

3.        BAB III  Metodologi
Tahap ini adalah tahap dimana konsultan mulai merancang kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam penyusunan DED proyek. Hal ini terkait dengan pengumpulan data dan studi pustaka yang menunjang proses perancangan. Pada awalnya dilakukan analisa data yang diperlukan baik itu data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dan pengujian langsung di lapangan maupun data sekunder yaitu data yang diperoleh dari informasi pihak terkait dalam hal ini owner. Setelah dianalisa data apa saja yang diperlukan dilakukan pengumpulan data dapat diperoleh dari literatur maupun observasi.
Selain menganalisa kebutuhan, pada tahap ini juga dilakukan perencanaan penyusunan RAB, syarat teknis dan administrasi dan rencana kerja.

4.        BAB IV Program Kerja
Pada tahap ini, konsultan menyusun program kerja yang nantinya akan dijadikan acuan dalam proses penyusunan DED disesuaikan dengan batas waktu yang diberikan oleh owner. Program kerja ini harus disusun dengan baik sehingga penyusunan DED dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan mencapai tujuan yang diharapkan. Tahapannya dimulai dari tahap persiapan, tahap survey lapangan jika diperlukan lalu tahap analisis.

5.        BAB V Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Dari program kerja yang telah dibuat dan dianalisi, dilakukan penjadwalan pelaksanaannya dengan menggunakan tabel kegiatan dimulai dari minggu pertama hingga minggu terakhir sesuai dengan waktu yang diberikan. Sehingga rencana kerja konsultan dapat tergambar jelas dengan penjadwalan ini.

6.        BAB VI Komposisi Tim dan Penugasan Personil
Pada tahap ini dilakukan analisa kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek hingga tujuan proyek tercapai. Sumber daya manusia terdiri dari ketua tim dibantu oleh tim ahli yang dibutuhkan oleh proyek. Penentuan SDM ini harus dilakukan secara cermat, SDM yang ada harus yang benar-benar dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sehingga proyek dapat berjalan secara efektif dan efisien.

7.        BAB VII Jadwal Penugasan Personil
Dari penyusunan komposisi tim yang telah dilakukan, dibuat penjadwalan  sesuai dengan kapan SDM tersebut dibutuhkan sesuai dengan keahliannya ditugaskan di kurun waktu berapa sampai berapa sepanjang pelaksanaan proyek